Bisakah

Aku memikirkanmu,
seperti angin yang terlalu pelan berhembus
tak menyisakan apapun saat berlalu

Aku menunggumu,
seperti kejora bintang yang dikalahkan terik mentari
selalu ada mengawasi namun tak terlihat

Aku merindukanmu,
seperti bunga yang tak kunjung mekar
hanya mampu berdoa agar akar yang busuk dapat kembali segar

Aku mencintaimu,
sedalam aku memikirkanmu, menunggu, dan merindu
namun aku hanya makhluk terpasung
di kedalaman air keruh tak terhitung

Saat datang dan bercermin
kau hanya menatap busuk keruhnya air
Panggilan cintaku yang hilang sebelum sampai

Bisakah kau percaya bahwa aku ada
jika kau tak pernah menemukan sejatiku di tanganmu?
Bisakah kau maklumi keadaan hina
yang memasungku hingga tak bisa menampilkan sejatinya diri?
Bisakah kau mendengar jeritan cinta
sekalipun suaranya hilang bersama hening ketiadaan?

Aku mencintaimu...
Dan aku hanya tak mampu...

Stress, Pekerjaan, dan Trik Mengatasinya


Walau 'stress' hanya terdiri dari 6 huruf tak berdosa, ILO (organisasi pekerja se-dunia) membuktikan bahwa 'stress' kini telah menjadi semacam penyakit epidemi yang melanda dunia. Laporan berjudul 'Stress kerja : Penyakit Abad 20' ini menunjukkan bahwa di USA ajah nih yah (belum lagi Indonesia), biaya yang dikeluarkan akibat '6 huruf' ini mencapai 200 milyar dolar per tahun! wow!

Usut punya usut, ternyata stress kerja ini memang memiliki dampak luar biasa. Bayangkan saja, anda merasa diri anda gagal dalam pekerjaan, banyak tugas yang menumpuk, lalu siap-siap saja menerima serangkaian dampak mulai dari menurunnya produktifitas, ketidakhadiran, dan yang paling membuat perusahaan berang, asuransi kesehatan karena anda harus menjalani rawat inap atas maag, darah tinggi, bahkan penyakit jantung yang semuanya berasal dari satu muara : s-t-r-e-s-s.

Jadi, untuk memperingan rangkaian menyebalkan diatas, saya memiliki beberapa kiat yang mungkin bisa jadi pertimbangan pembaca sekalian. Yang perlu anda pahami, stress akibat kerja itu sendiri sebagian besar berasal dari tekanan dan tuntutan pekerjaan, jadi :

1.Pupuklah rasa percaya diri anda. Caranya? Kembangkan potensi anda dengan mengikuti kursus-kursus atau membaca berbagai buku. Semakin anda merasa 'berat ilmu', semakin percaya diri anda nantinya!

2.Berasumsilah. Anda tidak memerlukan hipnotis untuk mempengaruhi alam bawah sadar anda. Anda tinggal mengubah mindset anda untuk melakukannya. Sadarilah apa yang tengah anda takutkan, dan yakinlah anda PASTI BISA menemukan jalan keluar untuk mengatasinya.

3.Sadari penuh situasi kerja anda. Jika anda sudah menguasai dan menyadari sebanyak mungkin sisi pekerjaan anda, percayalah semuanya akan terasa lebih mudah. Gunakan pendekatan perlahan namun pasti, dan alihkan perhatian jika anda merasa semuanya mulai tak terkontrol lagi.

4.Batasi impian anda! Sudah bukan jamannya anda menganut paham 'gantunglah cita-citamu setinggi langit'. Jika anda melakukan segala cara dan gila karena ingin hasil yang luar biasa, anda harus selalu ingat bahwa sebagai manusia, anda hanya dapat mengontrol USAHA anda dalam meraihnya. HASIL adalah sesuatu yang diluar kontrol anda, HASIL adalah putusan Yang Diatas.

5.Bersantailah untuk sementara waktu. Bersenang-senang adalah cara menghabiskan uang yang jauh lebih baik daripada menyetorkannya ke rekening RS terdekat. Habiskan waktu luang anda bersama orang-orang tercinta, manjakan diri anda, dan beri waktu untuk mengistirahatkan syaraf yang tegang di kantor. Jika waktu untuk ini terbatas, cobalah cara yang sederhana seperti tertawa, meditasi, shalat, mandi tanpa terburu-buru, hingga senam ringan.

Siapa Bilang Wanita Lemah?


Selama ini kaum wanita identik dengan kata 'lemah', sementara kata 'perkasa' dan 'kuat' diperuntukkan untuk kaum laki-laki. Stereotip yang menyebalkan, bukan? Melalui informasi ini, semoga saja anda yang membaca dapat terbuka matanya bahwa, memang tidak selamanya wanita itu kaum yang identik dengan keset (analogi yang kejam!) haha.

Penelitian sekelompok Ilmuwan Jerman yang dipimpin Oliver Wolf, ahli neorologi dari Universitas Dussel-dorf, Jerman, menganalisis perbandingan kekuatan syaraf 58 pria dan wanita usia 20-30. Para responden ini menjalani sereal tes yang berkaitan dengan kemampuan syaraf menanggung stress. salah satunya adalah menampilkan gagasan di hadapan juri yang sengaja acuh dan cenderung masam. Kemudian, Wolf membandingkan hasil tes dengan kadar hormon seksual setiap responden.

Hasilnya? Wow. Para pria yang 'perkasa' ini mengalami stress yang juauuh lebih berat dari wanita yang 'lemah' ini. Menurut Wolf, alierardi hormon seks pria memerintahkan tubuh memproduksi kortisol di tengah situasi tegang tadi. Padahal, kortisol inilah yang memicu stress.

"Responden pria yang berkotisol tinggi tercatat mengalami ketegangan paling maksimal." jelas Wolf.

Pada wanita, sebaliknya, hormon estrogen memerintahkan tubuh memproduksi estradiol di situasi tegang, yang mana malah membantu mendinginkan jaringan syaraf.

Hayo, para pria.. Siap untuk adu tingkat stress dengan wanita? Hehehe.

Curhat dan Abu-abu

Entah mengapa, dari dulu saya merasa manusia itu objek (iya, objek) yang menarik untuk dipelajari. Padahal saya tidak pernah tertarik mendalami bidang psikologi, namun kerumitan emosi dan ciri khas karakter manusia seperti magnet keingintahuan yang mengundang saya untuk mengubek-ubeknya. Selain memang pada dasarnya saya baik hati dan suka menolong (hueeeek). Dan curhat, adalah salah satu medianya.

Jadi, untuk penegasan, saya sama sekali bukan pribadi yang berlimpah simpati dan kasih sayang dalam menghadapi curhatan. TIDAK. Saya cenderung tegas, memberikan jalan pikiran logika dan sedikit hati dalam menilai suatu masalah, dari banyak sisi.

Tapi herannya, sekalipun saya (terkesan) kurang berhati dan realistis, masih ada juga teman-teman dan keluarga yang menceritakan permasalahan dan meminta pendapat saya. Dan jujur saja saya pribadi sih, senang-senang saja mendengarkannya. Bahagia, malah. Seperti ikan yang dapat pangan, seperti murid rajin yang diberi PR, seperti nelayan yang kebagian angin baik, saya senang ikut berpikir dalam suatu masalah yang mengkaji karakteristik manusia.

Biasanya, cara saya memandang suatu masalah adalah, temukan segala kemungkinan dari semua sisi yang bisa terpikirkan. Saya pribadi selalu berpendapat semua orang adalah ABU-ABU. Saya tidak percaya ada manusia yang benar-benar 'pure' putih atau 'pure' hitam. Setiap orang baik pasti memiliki kekurangan dan orang yang dicap jahat juga pasti sesungguhnya masih memiliki kelebihan. Di mata saya, ini adalah standar pakem untuk memandang masalah.

Nah, jika ada order curhatan, yang saya lakukan pertama kali adalah mendengarkan hingga tuntas (bahkan untuk alasan kesopanan). Lalu saya akan minta maaf terlebih dahulu karena mungkin komentar saya terlalu tajam.

Langkah selanjutnya saya akan mencoba mengulik-ulik sisi hitam dari masalahnya. Saya akan menjelek-jelekkan, merendahkan, dan cenderung menjatuhkan. Anda mungkin akan merasa pesimis, mulai putus asa, bahkan menyesal karena curhat dengan saya (wkwkwk). Tapi anda juga akan cenderung mengangguk dan mengiyakan kejelekekan itu (biasa, sifat manusia).

Lalu, saya akan mulai membangkitkan anda dari jurang tadi, perlahan-lahan. Posisi lemah anda membuat saya lebih mudah untuk mengulurkan tangan. Saya akan menyajikan kebaikan-kebaikan, sisi positif, harapan, dan kemungkinan penyelesaian masalah. Saat itu anda akan merasa berharga, bangkit kembali, mendapatkan rasa optimis, dan keyakinan untuk bahagia kembali (halah, promosinyaaa...).


Kenapa bukan sisi putih dulu? Karena memberi sisi hitam lalu putih, seperti menenggelamkan anda di air berlumpur hingga kehabisan nafas, lalu melepaskan anda ke udara penuh oksigen. LEGA. Anda akan begitu menghargai oksigen itu ketika saya memberikannya setelah anda kehilangan atau jatuh. Jika saya memberikan yang putih terlebih dahulu, analoginya seperti memberi anda oksigen (yang tidak akan terlalu dihargai) lalu menenggelamkan anda. Got it?

Setelah menyajikan bermacam-macam sisi, saya juga akan mencoba memaksa anda untuk berempati pada 'tersangka' permasalahan (anda pura-puranya adalah 'korban', isn't?). Bagaimana ia bisa melakukan hal itu pada anda, pertimbangannya, perasaan yang mungkin melanda dirinya, masalah-masalah, dan kegalauannya sendiri. Hey, guys, dia juga manusia bow, walau statusnya 'tersangka'. Ini akan membantu anda memahami dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Lalu, saya tipe yang tidak suka menyuruh-nyuruh atau mendikte orang lain, apalagi mikir sampai pusing untuk orang lain. So, pada akhirnya andalah yang akan saya minta untuk berpikir. Saya sudah menyajikan banyak porsi sisi masalah, menaburinya dengan pendapat saya, dan memberi irisan empati. Sekarang saatnya anda yang memutuskan : mau makan atau tidak.

Anda yang akan menjalani, jadi PUTUSKAN SENDIRI jalan keluarnya. Karena sesungguhnya hanya andalah yang paling tahu jalan terbaik (walau mungkin emosi sudah kadung membutakan). Karena sesungguhnya anda sudah tahu sejak lama jalan keluarnya (tapi ga sadar aja sih). Anda butuh saya untuk bikin clear masalah, I did. Sekarang giliran anda yang menambahkan dekorasi akhir.

Blog yang Kembali


*Menghela nafas* sebenarnya saya sudah lama punya blog. Lama sekali. Tetapi kesibukan bercampur dengan ketatnya peraturan berasrama (ya, ya, saya anak asrama) soal penggunaan 'barang canggih' seperti laptop,banyak proyek saya yang tertunda. Salah satunya, Blog yang ingin saya kembangkan ini.

Mungkin pembaca ada yang mengerutkan kening segala membaca judul blog ini. "Kabar Guling? 'Kambing Guling' maksud lo, kaliii?" nggak, pembacaku yang budiman nan kritis, itu beneran 'kabar' dan 'guling' dan maksudnya rada jauh dari makanan.

Kenapa saya memilih kata 'Kabar', karena hobi saya memang suka 'mengabar-ngabarkan' lewat Blog. Dan 'kabar-kabar' itu juga yang akan saya bagi pada anda semua lewat Blog ini. Kenapa 'Guling', karena selain saya punya kebiasaan buruk guling-gulingan (oke, bukan sesi curhat, anyway) saya berniat mengguling-gulingkan kabar yang ada, mengemasnya sedemikian rupa, ditaburi pedas manis asemnya pikiran saya sendiri, dan menyajikannya pada anda dalam piring yang cantik. Lagipula, bukankah kata 'Kabar Guling' terdengar sedikit nyeleneh dan ear catching (saya memang suka jahil, diakui).

Saya nyaris menyukai segala bentuk informasi unik di dunia ini. Tidak terbatas dalam dinding-dinding tertentu, atau sangat mendalam di sisi tertentu. Tidak, saya suka cakrawala tanpa batas, dan kesukaan saya pada banyak hal sering tidak beralasan juga berabatas.

Akhir Entri (halah) saya mengucapkan cinta hangat sedalam-dalamnya untuk pembaca yang mau-maunya menghabiskan waktu untuk membaca blog ini, apalagi jadi pengikut, semoga anda semua mendapatkan inspirasi dan informasi saat menutup blognya. Terima Kasih untuk membaca!