Siapa Bilang Wanita Lemah?


Selama ini kaum wanita identik dengan kata 'lemah', sementara kata 'perkasa' dan 'kuat' diperuntukkan untuk kaum laki-laki. Stereotip yang menyebalkan, bukan? Melalui informasi ini, semoga saja anda yang membaca dapat terbuka matanya bahwa, memang tidak selamanya wanita itu kaum yang identik dengan keset (analogi yang kejam!) haha.

Penelitian sekelompok Ilmuwan Jerman yang dipimpin Oliver Wolf, ahli neorologi dari Universitas Dussel-dorf, Jerman, menganalisis perbandingan kekuatan syaraf 58 pria dan wanita usia 20-30. Para responden ini menjalani sereal tes yang berkaitan dengan kemampuan syaraf menanggung stress. salah satunya adalah menampilkan gagasan di hadapan juri yang sengaja acuh dan cenderung masam. Kemudian, Wolf membandingkan hasil tes dengan kadar hormon seksual setiap responden.

Hasilnya? Wow. Para pria yang 'perkasa' ini mengalami stress yang juauuh lebih berat dari wanita yang 'lemah' ini. Menurut Wolf, alierardi hormon seks pria memerintahkan tubuh memproduksi kortisol di tengah situasi tegang tadi. Padahal, kortisol inilah yang memicu stress.

"Responden pria yang berkotisol tinggi tercatat mengalami ketegangan paling maksimal." jelas Wolf.

Pada wanita, sebaliknya, hormon estrogen memerintahkan tubuh memproduksi estradiol di situasi tegang, yang mana malah membantu mendinginkan jaringan syaraf.

Hayo, para pria.. Siap untuk adu tingkat stress dengan wanita? Hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar